love to be a pilgrim soul · Roamer of the Seabroad

Pantai Bale Kambang, Pantai Indah di Malang Selatan

Pada awalnya sedikit tak percaya kalau Malang itu juga mempunyai pesisir pantai selatan, karena sejauh yang aku tau, kota Malang berada di daerah perbukitan yang jauh dari pantai selatan. Dan ternyata, memang ada beberapa pantai di Kabupaten Malang, inilah salah satunya, Bale Kambang.

Background  yang cantik di Bale Kambang
Background yang cantik di Bale Kambang

Alhamdulillah, liburan telah tiba dan hari sibuk pun juga tiba, sibuk apakah? sibuk traveling, hehee..
Telah diagendaka sebelumnya bahwa DEMA PS-TBI STAIN Kediri ingin mengadakan liburan ke Bale Kambang yang akhirnya terlaksana kemarin Minggu, 23 Desember 2012. Kami pun berangkat ber-15 dari kampus sekitar pukul 07.00am dengan mengambil rute Kediri-Blitar-Malang dengan maksud efisiensi waktu dan juga menghindari macet di Kota Malang ketika hari minggu.

Perjalanan pun memakan waktu kurang lebih sekitar 4 jam, fyuh, terdengar seperti sebuah perjalanan lama nan membosankan, namun sungguh 4 jam demikian tidak terasa karena memasuki blitar selatan tersuguhi pemandangan alam yang begitu memukau dari Waduk Karangkates. Tepat, kami melewati tepat diatas Waduk Karangkates yang terbendung dengan perbukitan hijau yang memanjakan mata.

Memasuki daerah Malang sudah banyak tanda penunjuk jalan menuju Bale Kambang, ketika itu aku baca sebuah tanda bahwa 6 Km kearah utara menuju Turen, dan 33 km arah timur selatan menuju Bale Kambang. Wow!! Akhirnya setelah kurang lebih 1 jam-an melewati jalan sempit yang ekstrim naik-turun, sampailah kami di gerbang Bale Kambang.
Untuk karcis masuk 1 orang dikenai biaya rata-rata Rp. 10.500, sedangkan untuk sepeda motor dikenai Rp. 1000, mobil Rp. 2000, dan truck Rp. 3000. Lumayan terjangkau bukan??

diskusi bersama
diskusi bersama

Kami pun masuk ke daerah pantai yang subhanallah, baguuus banget! yaah, mungkin tidak se-spectacular itu, namun untuk mata-mata orang Kediri yang jarang melihat pantai, Bale Kambang akan terlihat begitu mempesona. Mobil kami pun di parkir da kami ber-15 berjalan mencari tempat yang teduh untuk menggelar tikar seraya berdiskusi.
Ooh yeah, it was Sunday, jadi pantai begitu ramai dikunjungi orang-orang yang sedang menikmati liburan panjang, dan benar sekali, hampir tidak ada tempat teduh yang kosong untuk kami tempati karena udara saat itu sangat panas sekali karena memang kami sampai di sana sekitar pukul 11.00 am. Namun akhirnya kami mendapat tempat yang strategis yang tak jauh dari Bale yang mengambang, icon dari tempat ini sehingga disebut dengan Bale Kambang.

Bale Kambang Beach with flying kite
Bale Kambang Beach with flying kite
Jembatan penghubung Bale Kambang
Jembatan penghubung Bale Kambang
view dari atas tebing pura
view dari atas tebing pura
Pantai Bale Kambang
Pantai Bale Kambang

Bale Kambang, aku yakin nama Bale Kambang adalah diambil salah satu spot di sepanjang pantai ini yaitu dari sebuah pura yang berada di tengah laut, dan terdapat sebuah jembatan penghubung untuk menuju kesana. Sebagian traveler menyebut bahwa pantai Bale Kambang adalah Tanah Lot-nya Jawa Timur, karena kesamaan pura yang berada di tengah laut. Namun bedanya, kalau di tanah lot sungguh sangat bersih kalau di bale kambang sangat kotor dan sampah berada dimana-mana. Padahal sebelum masuk ke dalam pura sudah diperingatkan agar dilarang mengotori pura, namun namanya manusia pasti bertendensi berbuat kerusakan, masyaAllah..

Terlihat di bagian barat pura terdapat sebuah tempat yang sama dan sepertinya dulu juga pura, namun jembatan yang ada telah rusak terkikis oleh ombak laut, dan dari kejauhan terlihat seperti sebuah tempat yang spooky-spooky begitu lah.

Di sebelah tenggara pura ini sebuah permandangan laut lepas yang menakjubkan dapat tertemui. Laut dengan ombak besar yang dari atas pura terlihat ombak berwarna biru kehijau-hijauan menggulung-nggulung berlomba-lomba menuju ke tepi pantai mengajak bermain anak-anak kecil yang asik bermain pasir dan berenang dengan ombak. Aaah, describable deh ketika melihat hamparan laut biru di depan mata di sebuah tebing yang curam dengan ombak ganas yang dalam setiap beberapa menit beradu dengan batu karang penyangga pura.

Oiya, di pura terdapat pula sebuah wahana flying fox yang meluncur dari atas tebing pura dan berakhir di tepi pantai. Jadi bila bermain flying fox disana seakan-akan seperti terbang di atas laut biru. Hanya dengan membayar Rp. 20000 sudah bisa terbang diatas pantai.

Oke, setelah agenda diskusi, evaluasi + lunch lalu menunaikan ibadah sholat dhuhur di mushola yang ada di bagian barat. Setelah itu kami pun berpencar dan jepret sana jepret sini hingga pukul 04.00, lantas kami pun bergegas untuk segera pulang agar tidak terlalu malam sampai di Kediri.

Leave a comment